TOPIK 4 PEMBELAJARAN PADA ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD)
TOPIK 4 PEMBELAJARAN PADA ZONE OF
PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD)
Aksi Nyata - Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan
Hana
Septiani Dinila
NPM.
039223339
Guru Kelas – A
Pada topik 4 yang saya pikirkan sebelum memulai proses pembelajaran yaitu bagaimana penerapan zone of proximal development (ZPD) dalam proses pembelajaran dan bagaimana ZPD dapat mempengaruhi proses pendidikan.
Setelah saya mempelajari topik ini saya mengetahui bahwa ZPD memiliki pengaruh terhadap pendidikan dan proses pembelajaran. Proses pembelajaran di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai perspektif sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang dapat berdampak pada pendidikan. Semua hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan keterampilan dan pengetahuan siswa yang beranekaragam. Dalam rangka mengoptimalkan potensi siswa, maka pemahaman yang mendalam tentang konsep ZPD dalam pendidikan menjadi sangat krusial.
ZPD merupakan konsep yang menekankan
pentingnya bimbingan dan interaksi sosial dalam proses pembelajaran. ZPD dapat
diartikan sebagai jarak antara kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara
mandiri dengan kemampuan yang dapat dicapai dengan bimbingan orang dewasa yaitu
pendidik atau teman sebaya yang lebih terampil dan berkompeten. Oleh sebab itu,
pemahaman ZPD dapat membantu pendidik untuk menerapkan scaffolding dalam pembelajaran yaitu dengan pemberian dukungan
belajar secara terstruktur yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa
dapat belajar secara mandiri serta mengembangkan kemampuan dan cara
berpikirnya.
Pada alur ruang kolaborasi setiap kelompok
melakukan diskusi terkait pandangan masing-masing terhadap pembelajaran pada
ZPD yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran. Selain itu,
pandangan tentang kesiapan mengajar dengan memperhatikan pembelajaran pada ZPD pada
siswa. Secara keseluruhan setiap kelompok memiliki pandangan yang sama terkait penerapan
ZPD dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui bahwa ZPD merupakan
langkah yang ditempuh oleh guru untuk membiarkan siswa belajar dan mengembangkan
potensi diri dengan berkolaborasi, memberikan arahan semacam bantuan dari orang
yang lebih berkompeten (guru dan teman sebaya) kepada siswa yang kurang
berkompeten sehingga siswa tersebut menjadi lebih mahir. Pemberian dukungan
tidak dilakukan secara terus menerus tetapi seiring dengan terjadinya peningkatan
kemampuan, secara berangsur-angsur guru harus mengurangi dan melepaskan siswa
untuk belajar secara mandiri.
Hal penting yang saya peroleh yaitu
pentingnya memahami penerapan ZPD dalam pendidikan serta proses pembelajaran.
Pada konsep ini pentingnya peran guru dalam membantu siswa mencapai potensi
maksimal sehingga memungkinkan bagi seorang guru untuk merencanakan rencana
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa, serta
menjadi fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan potensi yang
dimilikinya. Melalui ZPD dan scaffolding
sebagai bantuan yang dilakukan secara bertahap, siswa dapat mencapai potensi
maksimalnya dan mengembangkan pemahaman, keterampilan, dan kemampuan yang lebih
tinggi dari hasil kolaborasi, interaksi sosial, dan bimbingan selama proses
pembelajaran.
Sejauh ini yang saya pahami terkait topik ini
yaitu mengenai penerapan ZPD berpengaruh dalam pendidikan dan proses
pembelajaran. Diperlukan pemahaman bagi seorang guru memahami konsep ZPD agar guru
dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan pemahaman siswa, dan
memberikan bantuan yang sesuai untuk membantu mengembangkan potensi siswa serta
mencapai pertumbuhan yang optimal dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
saya ingin lebih mempelajari mengenai pendekatan, metode, dan model
pembelajaran yang sesuai dalam penerapan Zone of Proximal Development (ZPD)
pada proses pembelajaran.
Koneksi antar materi pada topik ini yaitu berkaitan dengan mata kuliah filosofi pendidikan, pemahaman siswa dan pembelajarannya, perancangan dan pengembangan kurikulum, serta prinsip dan pengajaran asesmen I. Keterkaitan antara topik ini dengan filosofi pendidikan yaitu dengan sistem among yaitu mendidik dan menuntun siswa dengan penuh kasih sayang untuk mengembangkan potensinya, disertai dengan penerapan prinsip Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani. Kaitannya dengan pemahaman siswa dan pembelajaran yaitu bahwa keberagaman karakteristik siswa yang perlu dipahami untuk menentukan strategi yang sesuai dengan kemampuan awal atau ZPD siswa, yaitu dengan membuat rencana pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan belajar dan kesiapan siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu, kaitannya dengan perancangan dan pengembangan kurikulum adalah menciptakan pengalaman belajar siswa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, dengan kriteria SMART sebagai scaffolding untuk membantu mengarahkan siswa pada kemandirian. Adapun dengan prinsip pengajaran dan asesmen I, berkaitan dengan melaksanakan asesmen diagnostik untuk mengetahui kemampuan awal atau ZPD siswa. Perancangan asesmen yang disusun sesuai dengan level kemampuan siswa.
Setelah mempelajari topik ini, manfaat yang diperoleh adalah memiliki pandangan mengenai penerapan ZPD dalam proses pembelajaran dengan memahami kemampuan awal atau ZPD siswa agar dapat memberikan bantuan belajar secara optimal. Kesiapan saya dalam skala 1-10 yaitu 8, meskipun saya memahami mengenai penerapan ZPD pada proses pembelajaran, tetapi saya masih perlu melakukan persiapan dengan memahami lebih lanjut mengenai ZPD dan mempelajari pendekatan, strategi, dan pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran ZPD.

Comments
Post a Comment